TTC Eps 2 (Frozen Embryo Transfer)

Hai manteman blogger tercinta dan terkasih, lama tak bersua yaa …

Kali ini aku mau cerita seputar kehamilan kedua aka adeknya Den Gus Ndornying yang sekarang udah di minggu ke 21.

Kehamilan kali ini emang direncanakan seperti Miká waktu itu, tapi karena kami punya simpanan embrio di freezer jadi istilahnya Frozen Embryo Transfer.

Sebelum proses FET dimulai dokter menstimulasi datangnya menstruasi (dikarenakan mens ku yang emang gak teratur yah) lantas diberi obat hormon untuk menstabilkan hormon dalam tubuhku. Setelah beberapa hari mens kelar, aku dijadwalkan untuk datang melakukan FET yang prosesnya gak sampe setengah jam.

Banyak teman yang nanya, sakit gak sih pas proses memasukkan embryo ke dinding rahim itu? Jawabannya gak sakit sama sekali, jadi jangan khawatir.

Ada juga yang nanya pas pengambilan sel telur sakit gak? Sakitnya itu cuma sedikit sekali dan biasanya sebelumnya dikasih obat pereda nyeri. Dan setelah proses-proses tersebut kita cuma disuruh relax sebentar kemudian langsung pulang dan beraktifitas seperti biasa. Gak ada larangan ini itu kecuali berhubungan seks untuk sementara waktu.

Setelah proses transfer embrio, aku disuruh tunggu sekitar 2 minggu untuk melakukan tes kehamilan. Karena kurang sabar, aku biasanya melakukan tes 10 hari sebelumnya 😅.

Kalo hasilnya positif, kita langsung dikasih jadwal untuk usg di minggu ke 13, kalo negatif ya sudahlah berarti belom rejeki 😓 dan berusaha lagi. Bagi kami, nunggu minggu ke 13 itu adalah waktu yang panjaaaang sekali. Tapi setelah liat ada janin tumbuh di rahim itu rasanya semua penantian melelahkan itu gak ada apa-apanya.

Tapi tak sampai disini aja ceritanya, karena ternyata banyak sekali drama dalam kehamilan kali ini. Di minggu ke 18, aku dijadwalkan untuk menjalani CUB test, apakah ada resiko penyakit trisomi (down syndrome, edward syndrome dan pautus syndrome) ato tidak.

Betapa hancur remuknya hatiku pas tau hasil dari analisa bidan adalah resiko DS meningkat 1:40. Bidan tersebut langsung merujuk ke RS besar untuk melakukan USG dan menganjurkan pengambilan cairan ketuban (dengan resiko 0,25% mengalami keguguran) untuk pemeriksaan lebih lanjut. Di RS besar, kami bertemu dokter yang melakukan USG dan menganjurkan teknik baru yaitu hanya dengan pengambilan sample darah sang ibu yang tanpa resiko keguguran. Kontan kami mengiyakan teknik baru yang bernama NIPT tersebut walaupun harus menunggu sekitar 10 hari kerja.

10 hari kerja yang bener- bener bikin stress, gak nyaman tidur dan galau. Bagaimanapun janin ini udah hidup, ada detak jantungnya, apa tega mau aborsi? Lantas bagaimana kalo hasilnya negatif (beneran DS)? Bagaimana dengan masa depannya? Masa depan kami? Sepulang dari tes NIPT sebetulnya aku udah memutuskan untuk mempertahankan kehamilan ini, bagaimanapun hasilnya dan Miku pun mengiyakan dengan tulus.

Setelah 10 hari menunggu, hasil  tes NIPT itupun keluar dan aku langsung ngecek pagi-pagi sebelum berangkat kerja. Aku berteriak ke Miku yang masih enak-enaknya tidur. Alhamdulillah syukur hasilnya adalah normal, tidak ada resiko DS. Pertanyaannya adalah… kenapa kemarin-kemarin hasilnya ada resiko DS? Kemungkinan adalah karena hormonku masih gak beraturan dan kadar darah juga gak stabil karena aku mual-mual akut. Sampe hari inipun masih yang akibatnya turun berat badanku sampai 6 kg.

Ok, drama tegang tersebut sudah berlalu, aku menjalani hidup sebagai ibu hamil yang mabok parah seperti biasanya, bekerja seperti biasa. Sampe akhirnya beberapa hari yang lalu kami melakukan short trip ke rumah musim panas papa mertua yang letaknya sekitar 500km dari rumah kami. Kami naik mobil sekitar 6-7 jam perjalanan. Kami berangkat hari jumat dan pulang minggu sore udah nyampe rumah. Melelahkan sekaligus menyenangkan. Mikápun nampak sangat menikmati perjalanan tersebut. Hari Minggu itu kami sampe rumah sekitar jam 19.00, setelah makan dan bersih-bersih badan tak disangka tak dinyana , jam 21.00…. bercak darah keluar dari Mrs.V, kaget! Shock! Takut, gemetar, deg-degan,,, semua rasa campur aduk deh,,, langsung Miku telpon gawat darurat dan menjelaskan apa yang terjadi. Setelah mempersiapkan beberapa kebutuhan Miká (yang udah mau bobo) dan aku langsung kami meluncur ke RS. Aku menunggu di ruang UGD sementara Miku nganter Miká ke rumah mama mertua.

Lama menunggu di RS, sekitar 4 jam akhirnya masuk juga ke ruang dokter. Entahlah apa yang dikatakannya dengan bahasa-bahasa kedokteran + swedish yang aku tangkap adalah, ada 2 kemungkinan yang menyebabkan pendarahan ini, yaitu : sebuah kantung darah di dekat kandungan yang bocor dan plasenta yang letaknya di bawah dekat mulut rahim. Aku diberi rujukan untuk datang ke RS dan melakukan USG yang alatnya lebih canggih dengan dokter lebih profesional.

Bertemu dokter keesokan harinya membuat kami sedikit lega, pendarahanku pun udah berhenti seketika pas kami sampe di UGD malam sebelumnya. Penjelasan dokter tersebut adalah bahwa letak plasenta yang ada di bawah dekat mulut rahim itulah yang mengakibatkan terjadinya pendarahan dengan tiba-tiba, gak ada yang bisa dilakukan kecuali menunggu plasenta tersebut pindah dengan sendirinya seiring berkembangnya rahim. Dan akhirnya dapet rujukan lagi 2 minggu untuk totally bed rest di rumah. Setelah itu ?? Ya balik kerja lagi… tapi kata dokter kalo seumpama pendarahan lagi sebelum minggu ke 24 harus ke UGD lagi, tp jika pendarahan terjadi setelah minggu ke 24 katanya langsung ke RS bersalin 😭.

Tapi mudah-mudahan kehamilan ini sehat terus sampe lahiran dan gak ada kejadian yang bikin shock lagi deh ya. Minta Aamin yang kenceng, pliiiis ….

15 thoughts on “TTC Eps 2 (Frozen Embryo Transfer)

  1. Cha, baru tahu cerita yang pendarahan. Semoga bed rest 2 minggu bisa membuat plasentanya bergeser ke tempat semula ya dan jauh dari mulut rahim. Semoga sehat2 terus Cha untukmu dan janin dan lancar sampai melahirkan pada waktu yang tepat untuk melahirkan. Melok deg2an cerita yang terakhir. Ikut berdoa semoga baik2 saja semuanya.

      1. Alhamdulillah sejauh ini apik. Semoga seterusnya. Ada adikku datang, jadi sibuk bagi waktu antara kerja dan nemenin dia jalan2. Tapi lek kesel yo tak tinggal turu.

  2. Aminn aminnn aminn… Semoga semua aman2 aja ya Cha sampai lahiran.. Jangan terlalu capek kali ya? Fufufu.. Semangat semangatt..

Leave a Reply to Yulianti Jimahi Cancel reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s