Yaaaay!! Finally, This is called a real holiday! Bukaaan, bukan karena gosong- gosongan, tapi karena disinilah adrenalin kami diuji. Tapi jujur, tadinya aku gak kepikiran untuk melakukan ini hingga Aggie bolak balik ngiming- ngimingin untuk do this do that gitu deh.
Jadi mas Rio selaku guide kami segera meluncurkan mobil ke arah Tanjung Benoa dimana kami akan melakukan eksekusi. Di sepanjang jalan menuju Tanjung Benoa ini ternyata banyak sekali hotel- hotel keren dan tentunya mahal (eh kemana aja bu?) karena akses ke pantainya juga lumayan deket.
Tanjung Benoa

Sampai di tempat ini langsung mencari tempat untuk duduk dan kemudian datang pelayan memberikan buku menu. Tapi kagetnya dalam buku menu tersebut gak tercantum list makanan ato minuman, melainkan list olahraga air yang ditawarkan oleh beberapa agen di tempat tersebut. Aggie suggested untuk pilih olahraga apa yang kami akan lakukan saat itu sebelum kami melakukan hal- hal lain, begitupun kata pelayannya. Jadi ternyata, kalo mau melakukan olahraga air ini sebaiknya dilakukan pertama kali dan pagi- pagi, selama angin dan ombaknya masih bagus. Dan yang paling penting juga sebelum banyak yang antri. Setelah memilih- milih, si pelayan menghitung- hitung total harga dan diberikan diskon. Makin banyak olahraga yang kita pilih, makin banyak pula diskonnya 😀
Yang kami pilih waktu itu adalah Donut! Yaaa, nama olahraganya donat, kaya’ nama kue itu ;). Seperti apa?


Jadi seperti foto- foto diatas itu bentuk dari donat (tengahnya gak bolong tuh!), kami dulu di celukan- celukan yang di sampingnya ada tali untuk pegangan saat donat itu ditarik oleh speed boat. Speed boat itu kemudian mengarungi lautan dengan donat (dan kami) di belakangnya dengan kecepatan tinggi hingga kami terhempas- hempas, belok kanan kiri terlempar- lempar sembari tetap berpegangan kuat. Buat yang lemah jantung dan tangan lebih baik gak mencobanya, karena sekali pegangan tangan terlepaskan bakal terlempar ke laut dengan indah deh. Apalagi saat itu si pengemudi speed boat menawarkan tur tambahan yang membuat pengalaman itu bener- bener tak terlupakan. Dihempas kanan kiri ke depan dengan kerasnya. Punggung Miku sampe iritasi karena bajunya terangkat saat terhempas- hempas kemudian kulitnya bergesekan dengan karet perahu yang berpasir dan basah itu. Kasian amat Darmi. Belom lagi lengannya yang terasa sakit kemudian, mungkin karena Miku tegang saat dihempaskan itu yah, jadi dia pegangannya kuat banget. Serunya walopun teriak sekenceng apapun gak ada yang melarang di tengah laut begitu, sangat menyenangkan. Cocok buat orang yang lagi depresi ato stress. Bisa teriak sepuasnya.
Setelah ini, Miku mencoba Parasailing.

Untuk olahraga yang satu ini banyak sekali peminatnya, jadi waktu itu Miku lumayan lama berdiri di antriannya. Sampai akhirnya merasakan juga dia terbang diseret speed boat. Kata Miku, pas diatas itu dia gak denger apa- apa dan rasanya itu nyaman sekali. Semua terlihat indah dari atas sana. Entah kenapa saat itu nyaliku raib dan gak mood untuk nyobain yang satu ini.
Petualangan berikutnya adalah Glassbottom yang mengecewakan sekali, sekitar 30 menit kami berhenti di tengah laut mengendarai perahu yang tengahnya ada kaca untuk melihat ikan. Kami juga dikasih umpan roti untuk makanan ikan- ikan, tapi sayang gak begitu banyak ikan yang mendekat jadi gak banyak pula ikan yang bisa kami lihat. Kemudian perahu mengantarkan kami ke Turtle Island untuk melihat penangkaran penyu disana.
Banyak sekali babies penyu disini dan lucu- lucu sekali. Tentu saja gak boleh dibawa pulang, wong pegang aja gak boleh.

Tapi untuk mengatasi kekecewaan boleh dunk berfoto dengan yang lain 🙂



Jangan khawatir saat muter- muter di Turtle Island ini kita akan ditemani oleh pemandu- pemandu setempat yang sudah ahli dan terpercaya. Sambil menerangkan sejarah dan cerita tentang hewan- hewan yang ada di tempat penangkaran tersebut, mereka juga akan menawari kita untuk berfoto dengan hewan- hewan yang sudah pintar berpose seperti gambar- gambar diatas. Daaaan, pemandu wisata ini gratis loh, kalo mau kasih sih boleh aja, seikhlasnya toh mereka juga udah bantu kita kan 😉
Di pulau ini juga ada tempat makan, tapi sayang sekali uang dan segala macam perintilan kami, kami tinggal di Tanjung Benoa. Sebelumnya gak kepikiran sama sekali untuk bawa ini itu secara abis Miku parasailing kami langsung lompat ke perahu yang akan mengantarkan kami ke Turtle Island ini. Jadi setelah keliling dan berfoto, kami langsung kembali ke Tanjung Benoa untuk mengisi perut dengan batu- batu (makanan khas yang katanya cuma ada di Tanjung Benoa, pedes dan bikin nagih tapi bikin diare) dan bersiap- siap ke pantai yang tiba- tiba menjadi terkenal setelah Julia Roberts syuting di tempat ini. Udah tau kan yang aku maksud?
Pantai Padang- Padang
Pantai ini letaknya lumayan jauh, melewati jalan yang berkelak kelok. Tapi sesampai di tujuan, dari luar sudah banyak motor parkir sampe- sampe mobil kami gak kebagian tempat untuk parkir. Akhirnya kami turun, sementara mobil diparkir jauh entah dimana. Aku sekeluarga turun ke arah pantai mengikuti orang- orang yang keliatan seperti ke arah pantai juga. Jalan masuk pantai lumayan unik, dengan bebatuan besar menghimpit setapak jalan menuju pantai, kalo seumpama berpapasan dengan orang harus sedikit mepet biar bisa jalan.
Setelah melewati lorong itu, ternyataaaa…
Rame bangeeeeet! Pantai ini penuh sekali, gak dari luar gak lokal, tumplek blek dah… Sampe kamipun bingung cari tempat untuk nyantai.


Karena udah basah dari Tanjung Benoa aku dan Aggie dilanda beser dunk tuh, akhirnya kamipun nekad nyebur buat pipi*, hahaha… Karena di tempat ini aku gak nemu yang namanya toilet. Setelah beberapa lama ‘berenang’ ato bisa dibilang berendam sambil sesekali diterpa dan diombang- ambingkan ombak sekaligus ambil kesempatan untuk pipi* akhirnya kami bingung dunk, mana tempat bilasnya yah? Alhasil, kami pulang dengan basah- basah- basah… seluruh tubuuuh… ah… aaah… mandi maaaaduuu (lahkok?).
Sepulang dari pantai itu, langsung mandi (kembang tujuh rupa), kebayang lah abis mandi di laut yang airnya asin ditambah lagi pipi* sendiri. Dan baru nyadar kalo kulitku sudah berganti warna dunk :(. Iyaaah… gosoooong! Matahari+ air itu resep bronzing kulit yang manjur banget yah :(. Yang namanya sunblock 80 ato 110 persen pun gak ngaruh loh 😦
Yah aku gak pernah nyobain water sport dong kak Cha, abisnya takut gabisa berenang hahahaha… Tapi kalo parasailing kayanya seru tuh.. Ihhh padang2 udah rame yaaaa, mendingan pandawa yah hehehe
Sama Re, aku juga mana bisa berenang, yang penting kan nyobain, tar terlempar kan ada baywatch 😀 jiyaaah !
aaa seruuu, tapi megang uler begitu, parasailing begituu kayanya aku nggak berani deh :D, hebat chaaaa ^^
hihihi… kl parasailing masih belom brani, tp kl megang uler kan ada guidenya, jadi brani deh 😛
Ngiler ngiler ngiler…pengen ngeBali lagi abis baca postinganmu
😀 ayo ke Bali lagi 🙂
Cha hahahahaha untung ya itu pantai bukan kolam renang. Soalnya ada kolam renang yg dikasih kimia apa gitu jadi kalo ada yg pipis, warna air sekitar kita bakal beda gitu hahahahaha..
Untuuuung, untuuung..
hahaha, bisa langsung membiru lautannya 😀
Oh noooo ulaaarrrr !!! Serem n geli liatnya. Yg lain sie seru yaaa cha liat foto2nya. Btw papamu kliatan dari tampilannya papa metal gitu hihihi
Seru nis, gak seru kl gak poto2an ama hewan disini ini.
papaku emang gitu, mantan preman , hahahaha sekarang dah insap :p