Narsis di Rumah Orang Kaya

Wiken kemarin, gara- gara merayakan Anniversary dan juga Miku yang harus DL setelahnya, jadi maunya nempel terus dunk kaya’ perangko ama suami. Akibatnya aku membatalkan rencana hang out ama temen- temenku, lagian emang waktu itu lagi gak enak badan gitu deh. Sampai hari inipun bawaannya masih males- malesan (di depan komputer, hahaha… )

Saat itu, aku minta tanggal baru untuk ketemuan ama mereka dan kemarin akhirnya kami ketemuan loooh! Asiiik! Pas berangkat dari rumah cuaca cerah, di tengah jalan lahkok mendung, manalah aku nih pake celana pendek (nekad wae iki ceritane). Summer…! Mana summer …??!

Sayangnya si Anastasia gak bisa ketemuan, entahlah kenapa 😦 . Saat itu rencana ketemuan jam setengah 2 siang, tapi karena spot ketemuannya gak jelas (Kalla bilang dibawah fountain, pas didatengin di bawah fountain gak ada, sekalinya dia ada di deket fountain, nahloh missunderstood kaaan?). Dan akhirnya hari itu kami cuma bertiga, sebelumnya di FB messenger si Kalla ini kelaperan dan bilang mau makan dulu, kebetulan aku juga laper sedangkan Nath masih kenyang, tapi dia bilang mau minum, jadinya kami muter di mall dulu buat ngisi perut. Dan inilah korbannya …

Baked Potato  Cha : baked potato with shrimp mayonaise Kalla : baked potato with chicken curry
Baked Potato
Cha : baked potato with shrimp mayonaise
Kalla : baked potato with chicken curry

Sambil makan kita merencanakan akan kemana hari itu, karena diluar udah mulai mendung aja. Rencana awal sih mau jalan- jalan aja di pesisir Djurgården, tapi gak mungkin, apalagi Nath pake sepatu berhak pula dan Kalla juga pulang kerja bawa kantong pakaian kerja. Setelah browsing, akhirnya memutuskan ke rumah orang kaya 😀

Sekilas tentang rumah orang kaya yang kami sebut ini.

Namanya Hallwylska Museet (Museum Hallwylska)

Terletak di Hamngatan 4 dekat Kungliga Dramaten di pusat kota Stockholm. Untuk mencapai rumah ini bisa jalan dari Kungsträdgården.

Rumah ini dibangun oleh arsitek Isak Gustaf Clason sebagai rumah musim dingin untuk pasangan Von Hallwyl. Dibangun sejak tahun 1893 dan selesai tahun 1898. Pada awalnya Clason ingin rumah itu didirikan tepat dimana Dramaten berdiri, tapi pemerintahan kota tak mengijinkan.

Rumah ini memiliki 3 tujuan yaitu sebagai tempat tinggal dalam setengah tahun selama musim dingin, sebagai kantor perusahaan keluarga dan sebagai tempat penyimpanan barang- barang antik.

Tahun 1920 pasangan Hallwyl memberikan rumah tersebut pada pemerintahan Swedia tapi mereka tetap tinggal di rumah tersebut hingga mereka meninggal dunia. Bangsawan tersebut meninggal tahun 1921 dan istrinya meninggal tahun 1930.

Museum Hallwylska dibuka untuk umum sejak tahun 1938.

Rumah ini tak mungkin dibangun tanpa adanya perusahaan keluarga dengan kantor pusat di dalamnya.

Perusahaan keluarga itu dibangun oleh ayah dari Wilhelmina von Hallwyls, Wilhem Kempe di abad 19. Saat Walther von Hallwyls mengambil alih di tahun 1800-an telah tumbuh sebuah imperium dimana banyak perusahaan individu termasuk dalam perusahaan “Wilh. H. Kempe”.

Pemasukan terbesar datang dari Ljusne- Woxna AB yang mengekspor kayu ke luar negeri dan sebagian yang lain adalah ekspor besi. Lantas kemudian adanya rel kereta api dan kapal uap, juga memproduksi mesin pertanian dan rantai besi.

Menjelang abad 20 bangsawan Whalter von Hallwyl adalah salah satu orang terkaya di Swedia. Beliau mempunyai pemasukan sekitar 1,4 juta SEK (sekitar 2.065.410.000 IDR) setiap tahun dibanding gaji duru saat itu sekitar 3 ribu SEK (sekitar 4.425.890 IDR) per tahun saat itu. Namun pengeluarannya pun banyak. Untuk pengelolaan istananya itu dia mengeluarkan biaya sekitar 40 ribu SEK per tahun. Keluarga tersebut juga memiliki banyak lagi rumah yang lain. Gaji untuk karyawan di rumah Hallwylska relatif tinggi dibandingkan dengan lingkungan lainnya.

Saat perang dunia pertama terjadi, tahun 1914 keadaan perusahaan mulai memburuk karena ekspor saat itu menurun. Setelah perdamaian 1918, keluarga menjual seluruh perusahaan dan kekayaan dibagikan.

diterjemahkan dari cerita Museum Hallwylska.

Tanpa banyak cerita lagi, mari kita intip suasana museum ini.

Entre
Entre

Ini adalah taman yang menyambut kedatangan kita sebelum masuk ke rumah. Di taman ini biasanya ada pertunjukan- pertunjukan opera ato musik klasik. Bahkan jika mampu, kita bisa menyewa halaman ini untuk pesta. Seringkali aku liat banyak orang- orang kaya merayakan resepsi pernikahan ato wisuda.

Kami mulai melangkah masuk. Menurut yang tertera di website, kami harus membayar tiket masuk 70 SEK (sekitar 103.271 IDR) per orang. Kalo mau pake guide harus bayar lagi 30 SEK, tapi kami memutuskan untuk gak pake, untuk sejarahnya kan bisa kami cari tau sendiri di internet ato di kertas- kertas yang ada di museum tersebut. Tadinya ama petugasnya kami ditanyain, apakah kami dibawah umur 18 tahun ato melebihi (Eeh si mas bisa aja…?? Tau aja ya kalo kita masih imut- imut?), karena untuk anak- anak dan dibawah umur 18 tahun gak bayar looh!

Di dekat kasirnya, mereka jualan beberapa pernak pernik lucu.

Souvenir
Souvenir

Sayangnya souvenir yang dijual disini ini harganya selangit

154c
1. Narsis bareng
154d
2. Bergaya di tangga
154g
3. Lukisan di dalam rumah

Judulnya aja narsis ya, jadi sekalinya kita mulai menaiki tangga menuju tempat pamerannya, naik pula nafsu narsis kami. Foto no 1 dan 2  merupakan tangga menuju rumah Hallwylska. Di dindingnya penuh dengan lukisan- lukisan anggota keluarga mereka. Mulai dari lukisan dari usia masih kecil sampe yang udah tua. Dengan berbagai gaya. Foto no. 3 di sisi dalam rumah, anak- anak dalam lukisan itu lucu- lucu bangeeet, udah gitu pakaiannya itu loh. Klasik eropa abis!

Langit- langit
4. Langit- langit

Lukisan tersebut gak cuma di dalam kanvas yang dibingkai, tapi juga di langit- langit rumah. Ini sebagian yang sempat aku foto saat itu (sampe kemeng kepalaku). Rumah ini bener- bener mewah sekali! Aku sukaaa! Tapi kadang- kadang suka serem juga sih 😀

Desain rumahnya sangat keren dan bener- bener detail. Yang detail- detail inilah yang susah difoto karena pencahayaan dalam ruangan yang sangat minimalis sekali.

Detail interior
5. Detail interior
154
6. Patung kecil
154o
7. Ruang tamu
154n
8. Ruang keluarga, mungkin

Saking banyaknya ruangan dan semuanya bagus dan indah, kita sampe gak tau yang mana ruang tamu, ruang keluarga dll. Di beberapa sudut ada fireplace yang cakep banget (Mana potonya… mana ?? Kok ilang?)

Nice piano
9. Nice piano and nice… girls

Pianonya kereen! Waktu itu piano ini memainkan musik- musik klasik yang bikin kami gatel aja gitu pengen joget- joget. Dan akhirnya, narsis dulu duuunk! Kapan lagi masuk dan poto- poto di rumah orang kaya, ya kan?!

154f
10. masih kuat narsisnya
gak peduli gelap yang penting narsis
11. gak peduli gelap yang penting narsis

Setelah itu beranjak ke ruang entertainment. Di jaman itu mereka udah main billiard loh!

154j
12. Hobby and stuff
13. Senjata dan ukiran
13. Senjata dan ukiran

Selain billiard, rupanya bangsawan ini juga hobi berburu. Di jaman itu berburu merupakan hobi mewah (info bocoran dari Miku) yang kalo dibandingkan jaman sekarang adalah golf/travelling kali yah? Lantas kami mengintip juga ke beberapa ruangan pribadi mereka. Di ruangan tersebut dipamerkan beberapa pakaian dalam. Hiyaaaa…! Pakaian dalam seperti korset di foto diatas ini dan kaos kaki. Hahaha, kebayang deh tuh kaos kaki baunya kaya’ apa *yakan dicuci dulu Cha*?!

14. Printilan pakaian jadul
14. Printilan pakaian jadul

Liat deh gambar pertama di foto no. 14 ini, betapa berharganya sebuah kurungan ayam saat itu. Dan betapa beratnya gaun wanita di jaman itu. Apa gak capek yaaah? Dan liat gambar yang di tengah itu, jumpsuit (ato entah apa namanya) itu ada lubang kotak dengan kancing di belakang pas di pantat untuk kalo mau do #1 or #2 biar mudah. Ada juga ya kepikiran begitu?! Kebayang kan kalo pake jumpsuit trus kebelet dan harus buka semuanya dari atas (that’s why i don’t like jumpsuit, ribeeet!)

Kurungan ayam again!
15. Kurungan ayam again!

Yang diatas ini bentuknya agak berbeda, di bagian pantatnya lebih keliatan meninggi, mungkin maksudnya agar pemakainya itu lebih keliatan semok gitu kali yah?

Dan akhirnya dari keseluruhan bagian di rumah itu, aku paling suka kamar mandinya. Serius deh, lux bangeeet! Lantai dan dindingnya dari marmer, dengan knop air dan shower yang berwarna keemasan gitu. Kereen!

16. Bathroom
16. Bathroom

Tapi gak suka WCnya soalnya WCnya itu cuma tempat duduk dari kayu yang dilubangi dengan semacam kaleng di bawah kayu tersebut. Jijik kan?! Kata Kalla, dia gak bakal mau jadi cleaning service di jaman itu walo dibayar seberapapun. Foto WC sengaja gak aku publish soalnya gelap bangeeet!

Setelah muter- muter beberapa jam, walopun rasanya gak cukup explore rumah itu hanya sehari akhirnya kita memutuskan pulang sebelum diusir ama petugasnya. Karena ternyata *gak sadar* kalo udah mau tutup aja tuh museum.

17. Narsis again!
17. Narsis again!

Akhirnya melanjutkan narsis ke Kungsträdgården sambil menikmati Ice cream yoghurt karena masih kangen dunk! Rencananya mau ketemuan lagi sebelum aku mulai puasaan nih 🙂

Oia buat yang mau liat jalan- jalan yang menarik di Stockholm silahkan klik link di bawah ini :

  1. Östasiatiska Museet
  2. Etnografiska Museet
  3. Tivoli Gröna Lund
  4. Fjärilhuset

Ato cuma menikmati pemandangan kota Stockholm dengan :

  1. Jalan diatas Atap Kantor Pemerintahan Lama
  2. Ke Old Town
  3. Menikmati Sakura di Musim Semi

Dan masih banyak lagi, silahkan langsung aja menuju pages Jalan- jalan di blog ini 😉

Oia hari ini, bangun tidur dikejutkan oleh surat kartupos cinta dari Andrew- nya Ko Arman! Jadi makin pengen ke Amrik boooo! Pengen ke Space Needle di Seattle itu…!

acollage4
Postcard from Andrew- nya Ko Arman
To Andrew, thanks ya for the postcard. If i'm in USA, promise me that you bring me up to that building. I would like to see whole Seattle from above.

Tulisannya Andrew ini lebih keren daripada tulisan Miku, hehehe … cuuuute! Jadi gemes pengen cubit Andrew.

44 thoughts on “Narsis di Rumah Orang Kaya

  1. Nama orang kayanya susah bangett Cha, Hallwylska Museet bgm cara ngucapin nya nih hehe .. kalau punya anak nanti kasih nama Indonesia aja biar gampang di ucapinnya :). Foto2nya keren deh, oh ya kalau wisata taman bunga banyak ga Cha di kotamu? :).

    1. Iya susaaah, lidah ampe keplintiiir!
      Bacanya sih Halwilska muset gitu doank padahal 🙂
      Tenang mbak, Miku pengennya ntar anak namanya Indo, aku pengennya juga yang ada Jawa2nya .
      Kalo wisata ke taman bunga belom nih taun ini, tar aku posting yang taun lalu aja yah 🙂

      1. Ya baguslah, nama Indonesia kan banyak huruf hidupnya dibanding nama orang kaya tsb halahh hurud matinya banyak :D. Oke thanks Cha ditunggu postingan taman bunga :).

  2. wuiii keren banegt museumnya yang sebenernya rumah pula itu ya… gile bener,…

    postcardnya udah nyampe ya… thanks again ya… 🙂

  3. kenapa kalian gak ngaku aja sih kalo umurnya masih di bawah 18? hehehe..

    btw museumnya keren banget, kalo foto2 pake DSLR boleh gak ya? atau kena extra charge?

    1. hahaha malu ama umur 🙂
      boleh sih pake DSLR, itu juga sebagian foto pake DSLR tapi aku gak pake flash, soalnya biasanya mereka melarang pemakaian blitz di museum2 😦

      1. oiya yg penting jgn pake flash sih.. tapi yg penting masih bisa foto2 ya, kalo di Indonesia kadang masuk museum bawa kamera poket aja dimarahin T_T

  4. Dek, orang tuanya mana? *mas2 penjaga sambil pegang karcis*
    Rumah orang kayanya klasik banget. Dan membangunnya butuh waktu hampir seabad 😐

    Pas lihat daleman yg pake kurung, akhirnya ngeh kenapa jamannya Maria Antoinette baju2nya bisa mengembang. Ternyata …………… 😀 hehehhehee

    1. Si penjaganya sok cool tp masih aja mau flirting , hahaha jadi gitu deh 🙂
      Kalo jaman sekarang kan pake furing gitu yah 🙂

    1. dulu ya mbak, kalo aku kepingin apa2 kata papaku nunggu kapal pecah. Nah jaman sekarang kapal udah pecah bolak balik tetap aja belom kesampaian.
      Nunggu ujan duit aja aku 😀

      1. hehehe iya sih porsi sini kegedean buat perut org kita. awal2 sempet heran lho liat ce2 sini langsing2 imut gitu bisa ngabisin porsinya 🙂

        salam
        /kayka

  5. Cha aku ngeliatin foto kalian aja deh hahaha yang foto rumahnya aku malah skip skip, aku tak suka liat rumah musium hihihi kok berasa seram. Tapi baju-bajunya bikin ngikik, ahai bimas banget yes biar mati asal style. Capek banget itu makenya, meski ya kayaknya masih kalah sama stagen nya orang indo

    1. Lah kenapa di skip, rumahnya gak serem, koleksinya itu loh yang serem yah… hihihi… untung aja ada pemanisnya (poto cewek2 narsis) hehehe…
      Kalo aku hidup di jaman dulu, udah stress duluan kali yah sebelum pake baju2 itu 😛
      Pake baju penganten aja nangis :s

    1. Gak kerasa sih Non, secara kita kan narsis2an mulu disana, tapi pas masuk ruang pribadi / kamar tidurnya itu aku takuuuut! Mana pula pas di kamar mandi itu depannya ada dipan kecil ada manekin tidur apa gak kaget dibikinnya :S

  6. Cha spell nama2 org sana dan tempat2 sana susah2 amat aku bacanya ahahahahah. Btw aku kok ngeri ya liat foto2 bagian baju2 itu. Kesanya kaya ada “penunggunya” hiiiiiii

    Tapi rumahnyatampak besar kaliiii, gak kebayang itu berapa asisten RT mreka harus punya buat ngurus rumah sebesar itu. 😀

    1. Kaya’nya itu juga bukan orang asli Swedia deh, soalnya ada Von-nya gitu.
      Iya, aku juga merinding loh pas di bagian2 itu.
      Nah tuh dia… memang orang kaya beneran ,,,,

  7. aku sama suami penggemar museum mbak, bisa lupa waktu deh kl berada di sana, beruntung boleh motret di dalamnya ya mbak, khan nggak semua museum mengijinkannya 😛

    1. Kalo disini boleh motret asal gak pake flash sih mbak di beberapa museum.
      Tapi yang di museum ini sebetulnya sih gakpapa, cuma aku menghormati aja, jd gak pake flash motonya 😀
      Ayuk mbak Elly main ke Stockholm, jadi ntar aku ajakin jalan2 😀

  8. iya, kmrn juga pas ngunjungi museum boleh motret asal tanpa flash itu, tapi pernah pas ke bekas rumahnya Adolh Hitler, nggak boleh motret, cuma boleh lobbynya doang 😀

    wah .. sepertinya menarik juga ya Stockholm itu, sering lihat di TV ttg Victoria, Daniel, Madeleine dll , tertarik nggak mbak kamu dgn cerita kerajaan ? apa di sana jg sering diberitakan di TV ttg mereka ? di sini lumayan sih.

    Btw, aku suka nonton kripo Goeteboeg mbak, keren bgt, yg ada Irene Huss itu, kalau nonton ini sama suami bisa deg deg an hihihi, walau nggak sering ditayangkan di TV sini, cuman kl pas hari libur

    1. Cerita tentang kerajaan apa gosip mbak ? hehehe
      Pake bahasa apa mbak gitu itu ?? Aku jarang kalo liat serier Kriminal Swedish malahan 😛

    1. Rumahnya ini dikasih ke pemerintahan soalnya yang pny rumah itu kan udah bangkrut dan gak mampu lagi bayar biaya pengelolaan rumah yang mahal banget. 🙂

Leave a Reply to Fascha Cancel reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s