Sebuah buku ditulis oleh Henning Mankell yang berkebangsaan Swedish, judul aslinya Eldens Hemlighet. Sayang sekali buku ini gak ada versi Indonesianya. Buku yang dirilis tahun 1995 ini bercerita tentang seorang anak perempuan berumur sekitar 12 tahun, berasal dari Mozambique, Afrika harus menelan pahitnya kehidupan selama hidupnya. Kisah nyata dari Maria Alface yang kemudian di buku karakternya diwakilkan oleh Sofia. Di awal cerita desa tempat tinggal Sofia diserang oleh bandit- bandit yang menghancurkan desa, membunuh semua keluarga dan kerabat yang ada di desa, termasuk sang ayah tercinta. Saat itu Ayah berusaha menyelamatkan Sofia dan sodaranya yang 2 tahun lebih tua darinya, Maria, akhirnya Ayah meninggal sambil memeluk mereka, karena dihujam kapak oleh bandit kejam di malam itu. Sofia dan Maria mencari keluarga yang lain yang sekiranya masih selamat dari kebrutalan bandit. Dia menemukan adik dan ibunya dan bersembunyi. Karena merasa tidak aman di desa tersebut akhirnya mereka memutuskan untuk mengungsi ke desa lain yang jauh. Beberapa lama mereka terus berjalan menuju sebuah desa yang ternyata banyak warga yang tinggal di tempat itu adalah para pengungsian dari desa lain juga.
Suatu hari Sofia membuatkan Maria sebuah gaun putih yang pernah dijanjikannya, Sofia mencuri bahan kain untuk gaun itu dari jemuran di rumah José Maria. Sofia meminta bantuan seorang penjahit, Totio, di desa setempat. Maria tampak anggun dan cantik sekali dengan gaun pemberian Sofia tersebut. Di suatu hari, di siang yang indah, Maria memakai gaun itu, mereka bermain dan berlari- lari di sekitaran desa. Mereka berlari- lari, melompat dan bernyanyi- nyanyi, bermain berdua. Sesekali mereka berlompatan sambil menutup mata, hingga pada akhirnya sesuatu hal terjadi yang mengubah seluruh kehidupan Sofia.
Sofia kehilangan Maria dan kedua kakinya, seumur hidupnya dia selalu merasa bersalah atas kejadian saat itu, saat mereka berlompatan sambil menutup mata yang mengakibatkan tanpa sengaja menginjak sebuah ranjau. Ranjau itu tertanam di desa itu untuk perang, mereka sudah pernah diingatkan adanya ranjau itu bahkan mereka dianjurkan untuk tidak melalui jalan pintas jika pergi kemana- mana karena banyaknya ranjau disana. Karena Sofia dan Maria menutup mata mereka, maka mereka tak tau jika mereka sudah melampaui batas jalan. Sangat disayangkan, seumur hidup Sofia penuh dengan penyesalan, tapi gadis malang itu bukanlah gadis yang mudah menyerah. Bahkan Sofia terkenal sebagai gadis yang kuat dan berjuang keras untuk mendapatkan yang dia mau.
Dia belajar banyak untuk menjadi seorang penjahit seperti Totio.
Buku tentang Maria Alface ini ditulis berseri, seri kedua bernama Eldens Gåta dan Eldens Vrede sebagai seri ketiga.
Pas baca buku ini, aku merasa kasian banget ama si Sofia ini, dan aku merasa bersyukur sendiri karena hingga saat ini aku diberikan keluarga yang utuh, kesehatan, kebahagiaan yang cukup. Pas kemarin mau ngelanjutin buku seri keduanya “Eldens Gåta”, guruku minta kami agar baca buku thriller “Saknad” karangan Karin Alvtegen untuk ujian diskusi tanggal 17 besok. Terpaksa deh, soalnya untuk satu buku dalam bahasa asing, makan waktu agak lama dunk. Kalo gak gitu bisa gak ngerti apa yang diceritain di buku itu, kan yah?! Mumeeeet dah !
